Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 202
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 202
Bab 202
“Jangan pedulikan komentar–komentar itu.”
Ely mengambil balik ponselnya, lalu mendekati Tracy dan berbisik...
“Aku sudah pernah dengar sebelumnya, hubungan Presdir Stanley dan istrinya tidak baik. Keduanya bahkan tidak pernah mengadakan resepsi pernikahan. Perilaku istrinya sewenang wenang di dalam kalangan pebisnis. Pengetahuannya sangat rendah, banyak yang tidak menyukainya. Kamu harus semangat, ya. Rebut posisi itu secepatnya. Setelah kamu menikah nanti, jangan lupakan aku, ya.”
“Ely, kamu salah paham. Bukan seperti itu...
Tracy baru saja ingin menjelaskan, ponselnya tiba–tiba berdering. Sebuah nomor tak dikenal meneleponnya. Ia mengangkat telepon, “Halo!”
“Halo, apakah kamu Nona Tracy? Aku dari jaringan TV Bunaken. Aku ingin mewawancarai hubunganmu dengan Tuan Stanley....” Content bel0ngs to Nôvel(D)r/a/ma.Org.
Tracy lekas menutup telepon sebelum orang itu selesai berbicara. Kemudian berbagai telepon lain menghubunginya.
Tracy tidak berani mengangkat telepon. Tiba–tiba ada banyak pesan masuk.
“Nona Tracy, kami redaksi Kota Bunaken, kami ingin mengadakan wawancara eksklusif mengenai hubunganmu dan Tuan Stanley....”
“Nona Tracy, kami dari berita harian komersial Bunaken. Kami ingin wawancara eksklusif denganmu. Apakah bisa membuat janji denganmu?”
“Nona Tracy...”
Berbagai media dan redaksi Bunaken, bahkan media dari luar kota dan berbagai media asing mencari Tracy. Mereka ingin melakukan wawancara eksklusif.
Tracy tidak berani mengangkat telepon tak dikenal dan juga tidak berani membuka pesan–pesan itu lagi.
Baru beberapa menit, ia sudah menerima belasan pesan. Semuanya ingin menanyakan hubungannya dan Stanley.
Tracy panik. Ia tahu ini telah menjadi masalah besar. Jika begini terus, masalah pribadinya akan terbongkar. Nanti ketiga anaknya akan terungkap...
Bagaimana ini?
Bagaimana ini?
“Biarkan aku masuk!” Tiba–tiba terdengar suara Alice dari luar, “Aku bukan mencari masalah, aku kemari ingin mencari Tracy. Ia pindah rumah, aku tidak bisa menemukannya. Hanya bisa kemari mencari dia.”
“Wanita jalang itu menggoda suamiku di saat aku tidak ada. Ia memaksa suamiku cerai. Aku ingin menemuinya langsung.”
Pas di saat ini, rekan kerja yang sedang menunggu lift mendengar ucapan Alice. Mereka semua melihat Tracy dengan pandangan aneh.
Tracy menundukkan kepala sembari mengernyitkan kening. Ia tidak bicara sepatah kata pun.
“Apa lihat–lihat?” Ely malah berani menanggapi, “Masalah seperti ini tidak bisa disalahkan secara sepihak. Pria dan wanita saling menyukai. Kenapa harus wanita yang disalahkan?”
Kening Tracy berkeringat. Astaga. Ely si teman sialan, ia benar–benar menambah minyak dalam api!
“Tracy, jangan takut. Aku mendukungmu.” Ely memegang lengan Tracy, “Kalian tidak melihat fotonya? Presdir Stanley yang menarik tangan Tracy dan menatap Tracy dalam–dalam. Bisa saja Tuan Stanley yang berinisiatif duluan..” ujar Ely penuh percaya diri.
“Sudah menjadi pelakor, tapi masih begitu percaya diri?” Seorang rekan kerja wanita tidak tahan dan menyangkalnya, “Bagaimana pun pria itu sudah memiliki keluarga, tidak seharusnya kamu merusak keluarga mereka.”
“Benar sekali. Setiap orang seharusnya memiliki moral dan etiket, serta tahu malu.” Rekan kerja lainnya ikutan nimbrung.
“Jelas–jelas kalian iri dia cantik...” Ely beradu mulut dengan dua rekan kerja itu.
“Memangnya kenapa cantik? Karena cantik bisa jadi pelakor? Melakukan hal tak beretika ini, anak yang dilahirkan pun akan malu...”
Tracy tidak sanggup mendengarnya lagi. Ia berbalik badan meninggalkan mereka.
“Eh, Tracy, kenapa kamu pergi? Kalau kamu tidak naik lift ini, kamu akan terlambat.”
Ely berteriak, pintu lift sudah tertutup.
“Palingan malu, tidak betah di sini.”
“Benar–benar tidak paham dengan departemen HRD. Kenapa mereka merekrut orang tak bermoral seperti dia?”
“Ya, ya. Kalian paling suci, kalian paling benar....”
Di depan pintu lift, rekan–rekan masih berdebat. Tracy menutupi keningnya, ia berencana naik lift lain.
Di saat ini, makian suara Alice lagi–lagi terdengar.
“Tracy, wanita jalang. Cepat keluar dari sana. Kalau tidak, aku akan mengungkapkan rahasiamu ke media...”