Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2093



Bab 2093

Bab 2093 Kepalsuan

Walaupun sudah melihat bukti itu, tapi Dewi masih merasa ada

yang anch….

Tapi, ini bukanlah hal yang harus ia urus, jadi ia berkata pada Pangeran Willy, “Willy, kamu selidiki baik–baik, jangan memfitnah orang baik.”

“Tenang saja.” Pangeran Willy menganggukkan kepala dan memerintah, “Untuk sementara kurung dia, nanti kita bicarakan lagi setelah kebenaran terungkap.”

“Baik, Pangeran.” Seorang pengawal lekas menyeret pria itu pergi.

Pelayan mendorong kursi roda Pangeran Willy meninggalkan tempat itu.

Dewi mengikuti dari samping, lalu menoleh, melirik sekilas pria muda tadi

la masih menangis sedih dan meronta, seolah ingin menjelaskan sesuatu.

Ketika melihat adegan itu, Dewi tak bisa menahan diri berkata pada Pangeran Willy, “Melihat ia menangis begitu menyedihkan, ia tak seperti mata–mata.”

“Nona Dewi, Anda terlalu baik hati.” Pengawal yang mengikuti Willy berkata, “Di dunia ini ada berapa orang yang mengaku setelah melakukan kejahatan? Mereka semua berpura–pura tak bersalah.”

“Dewi, kamu tenang saja. Aku akan minta Robin memeriksa.” Pangeran Willy malah sangat berpikiran terbuka, lalu memerintah pengawalnya, “Kenapa Robin masih belum kemari sudah sesiang ini? Cepat, panggil dia.”

“Baik.” Pengawal lekas pergi memanggil Robin.

Pangeran Willy dan Dewi mengobrol hingga tiba di ruang makan. Saat baru saja duduk, sudah ada pengawal yang buru–buru datang melapor, “Pangeran, Tuan Robin hilang. Hanya tertinggal sebuah surat di mejanya.”

“Apa?” Pangeran Willy lekas menerima surat itu dan membacanya. Ia mau tak mau terkejut, “Robin ini melakukan sesuatu tanpa sepengetahuanku.”

“Kenapa?” Dewi bertanya kebingungan.

“Semalam ia pergi ke istana kerajaan mencari Yang Mulia untuk melaporkan kejadian tadi malam Raut wajah Pangeran Willy sangat serius, “Dia ini, mungkin karena biasanya aku terlalu baik padanya, jadi begitu berani bertindak sesukanya!!!”

“Ia tidak salah melakukan ini kok.” Dewi berkata dengan netral, “Kamu sudah dipaksa hingga ke jalan buntu, memangnya kamu mau duduk diam menerima saja? Kalau begitu, bukankah SO lebih nyawa di kastel ini akan mati bersamamu!”

“Aku tahu logika ini, tapi…. Pangeran Willy mengernyitkan kening dan sangat kesulitan, “Aku

tidak ingin kamu terlibat….”

Dewi tertegun sejenak, lalu dengan cepat paham.

Memang benar, masalah ini disadari olehnya dulu. Ketika Robin pergi melapor, sekalipun tak menyebut namanya. Yang Mulia pasti akan bertanya dengan jelas.

Jadi, demi menjelaskan kejadian ini, mungkin Robin harus mengekspos identitas aslinya.

“Walaupun aku tak ingin mengekspos identitasku, tapi demi keadilanmu, maka tak apa.” Dewi berkata dengan tenang, “Selain itu, Yang Mulia tak akan mungkin mempublikasikan kejadian ini ke publik.”

“Memang tidak akan dipublikasikan, tapi mungkin kerabat kerajaan akan tahu.” Pangeran Willy mengernyitkan kening dan berkata dengan gelisah, “Aku takut mereka akan melakukan sesuatu pada Robin. Sekarang kamu di sini, mereka tak bisa menyentuhmu, tapi ke depannya juga ada kemungkinan balas dendam padamu. Sama seperti dulu, mereka menghalangimu mengobati kakiku, mereka malah berani meledakkan kapal pesiar kerajaan.”

“Tapi, aku juga tak mati.” Dewi terlihat acuh tak acuh, “Toh, musuhku tak hanya satu atau dua orang, tambah satu lagi tidak masalah!”

“Dewi…”

“Masalah sudah terjadi, jangan bertele–tele lagi. Lakukanlah dengan tenang.” Dewi

menenangkannya, “Ada orang ingin mencelakaimu, kamu juga jangan diam saja. Walaupun kamu orang yang lemah lembut dan baik hati, tapi juga harus melindungi dirimu baik–baik. Lindungi orang– orang di sekitarmu!”

“Kamu benar….” Pangeran Willy sangat berterima kasih, “Terima kasih, Dewi!”

“Kita ini teman, kamu juga sangat baik padaku.” Dewi tersenyum, “Sudahlah, ayo sarapan, aku lapar!”

“Dewi, apa L tahu kamu kemari?” tiba–tiba Pangeran Willy bertanya.

“Seharusnya tahu.” Dewi menjawab dengan spontan, “Tak usah pedulikan dia. Setelah aku menyelesaikan masalah ini, tentu saja aku akan menjelaskan padanya.”

Bab 2094 Tertembak

“Dewi, maaf….” Pangeran Willy berkata dengan rasa bersalah, “Tampaknya kalian selalu berselisih

karena aku.”

“Tidak ada hubungannya denganmu. la sendiri yang berpikiran sempit.” Dewi agak kesal, “Aku dan kamu murni hanya berteman. Selain itu, aku melindungimu untuk mengobatimu. Sama sekali tidak ada perasaan pribadi, ia malah tak percaya padaku.”

Ketika mendengar ucapan ini, Pangeran Willy menurunkan pandangannya dengan rasa kecewa, ternyata Dewi sama sekali tak memiliki perasaan apa pun padanya. Hanya ada tanggung jawab sebagai seorang dokter dan persahabatan

Tapi, dengan cepat ujung bibirnya terangkat kembali. Ia memandang Dewi sambil tersenyum, “Konflik tanda peduli, ia juga sangat memedulikanmu.”

Dewi tak menjawab, hanya fokus makan. Content is property © NôvelDrama.Org.

“Dewi….” Pangeran Willy memandangnya dengan tatapan rumit, ia tampak ragu.

“Kenapa?” Dewi tahu, sepertinya ada yang sedang Willy pikirkan.

“Tidak ada apa–apa, makanlah.” Pangeran Willy mengalihkan topik, “Udang hari ini enak, kamu

coba.”

“Ada apa, katakanlah.” Dewi panik, “Kenapa seorang pria dewasa suka bertele–tele?”

“Aku ingin bilang … kalau masalah ini melibatkanmu, takutnya juga akan melibatkan L….” Pangeran Willy gelisah, “Kalau ia sungguh terlibat, maka tamatlah.”

“Sebentar, kenapa hal ini bisa melibatkannya?” Dewi tak paham.

“Robin melapor, kamu yang menemukan racun di kastelku. Yang Mulia pasti langsung memeriksa latar belakangmu. Setelah mengetahui identitasmu dan meskipun identitasmu sangat persuasif, tapi masih tak cukup untuk mengimbangi keluarga sepupuku, kecuali….”

“Kecuali mereka tahu aku adalah tunangannya Lorenzo?” akhirnya Dewi paham.

“Aku cemas Robin akan berkata demikian.” Pangeran Willy sangat merasa bersalah, “Selama ini aku terus ragu–ragu dan tak melaporkan karena aku cemas akan melibatkanmu dan L. Duh, tak seharusnya aku mengundangmu kemari.”

Dewi terdiam untuk beberapa saat, lalu berkata sambil mengernyitkan kening, “Tak apa melibatkanku dalam masalah ini, toh aku adalah dokter. Aku kemari untuk mengobatimu, memeriksa racun juga kebetulan adalah pekerjaanku. Sekalipun identitasku terekspos, ini bukanlah masalah besar.

Tapi kalau sampai melibatkan Lorenzo, maka itu bukanlah hal baik. la menghadapi banyak musuh di Negara Emron, selalu dalam bahaya. Walaupun kekuatannya besar dan selalu tampak

tenang, tapi aku tak pernah melakukan apa–apa untuknya, jadi aku juga tak ingin menggunakan identitasku sebagai tunangannya untuk melimpahkan beban ini padanya.”

“Iya ….” Pangeran Willy menganggukkan kepala, “Aku juga sangat khawatir, aku harap Robin tidak mengungkit hal ini.”

“Aku juga harap Robin tak mengungkitnya.” Jarang sekali Dewi bersikap serius, “Tapi kalau ia sungguh mengungkitnya, maka juga dapat dipahami. Bagaimanapun, ini menyangkut 80 lebih nyawa atau ia juga bisa menyebut L. demi melindungiku.”

“Benar juga.” Pangeran Willy menganggukkan kepala, “Kalau tak bilang kamu adalah tunangan L., takutnya Yang Mulia akan menginterogasimu. Maka, keluarga sepupu lainnya juga akan melakukan sesuatu padamu

Tapi, ini baru asumsiku. Robin belum pasti akan mengatakannya, bahkan ada kemungkinan ia tak bisa bertemu Yang Mulia.”

“Kenapa?” Dewi tertegun sejenak, raut wajahnya berubah, “Jangan–jangan sepupu–sepupumu akan melakukan sesuatu pada Robin?”

“Aku juga mencemaskan hal ini.” Pangeran Willy mengernyitkan kening, “Surat yang ia tinggalkan, ia pergi jam setengah 5 subuh. Sekarang sudah jam 8 dan tidak ada berita sama sekali. Barusan aku menelepon Pak Franky, juga tak dijawab. Aku sungguh mencemaskannya ….”

Ketika sedang bicara, tiba–tiba terdengar suara mobil dari luar. Kemudian, para pengawal buru- buru berlari melapor, “Pangeran, Tuan Robin sudah pulang.”

“Cepat, cepat dorong aku keluar.”

Dewi dan Pangeran Willy keluar melihat, ia melihat beberapa pengawal sedang memapah Robin

turun.

Bagian perut Robin tertembak, seluruh badannya penuh darah. Wajahnya pucat dan tampak

lemas….

Dewi buru–buru maju menghentikan pendarahannya, lalu meminta mereka mengantarkannya ke ruang medis.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.