Chapter 315
Chapter 315
Menantu Dewa Obat
Bab 315
Pukul setengah enam sore, Nara baru saja pulang kerja ketika dia melihat Hana mengenakan gaun yang cantik dan berdiri di depan pintu.
“Hana, apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Nara dengan terkejut.
“Kakm aku datang ke sini mencarimu untuk pergi makan malam.”
“Papa dan mama telah memesam kamar VIP paling mewah di Snowdrop. Kita sekeluarga akan berkumpul di sana nanti malam.” Kata Hana sambil tertawa.
Mata Nara melebar dan berkata, “Snowdrop?”
“Kenapa pergi ke tempat makan yang mahal?”
“Dan juga mengapa tiba – tiba kita sekeluarga akan berkumpul hari ini?”
Hana tersenyum dengan misterius dan berkata, “Tentu saja karena ada sesuatu yang bagus.”
“Sudahlah, kau jangan banyak tanya lagi. Papa dan mama sedang menunggumu. Ayo cepat kesana.”
Secara refleks Hana menarik Nara ke dalam mobil.
Dengan cepat mereka sudah sampai di Snowdrop dan masuk ke dalam ruang VIP. Tampak disana Axel dan Alina sudah menunggu di dalam ruangan itu.
Nara menyapa mereka dan bertanya dengan bingung mengenai apa yang terjadi.
“Ooh, begitu.”
“Kami telah mengundang tamu VIP untuk makan malam bersama. Jadi keluarga kita harus berkumpul semua di sini.” Ujar Axel dengan santai.
Nara langsung terkejut, “Tamu VIP? Tamu macam apa?”
Axel dan Alina saling menatap dan berkata dengan tersenyum, “Dia adalah Dion dari keluarga Regatta di ibukota provinsi!”
“Apa?” Ekspresi Nara langsung berubah dan dia segera berdiri, “Kalian… mengapa kalian mengundangnya makan malam?”
“Orang ini sama sekali bukan orang baik!” Content held by NôvelDrama.Org.
Axel sangat marah dan langsung memaki, “Lancang!”
“Nara, apa yang kau katakan?”
“Mengapa Dion bukan orang baik?”
Dengan panik Nara berkata, “Saat.. saat dia datang ke perusahaan kita hari ini, kalian juga sudah melihatnya sendiri, kan?”
“Bisakah dia dikatakan sebagai orang baik?”
Alina tersenyum dan berkata, “Nara, kau tidak boleh mengatakan seperti itu.”
“Dion datang ke perusahaan kita kan untuk mengundangmu ke pesta dansa.”
“Undangannya itu dengan jelas menunjukkan bahwa dia menyukaimu.”
“Nara, tidak ada salahnya kan jika seorang pria naksir kepadamu?”
Nara: “Ma, yang dia tunjukkan itu bukan perasaan menyukai.”
“Begitu naik sudah langsung berbicara dengan nada memerintah!”
“Lagipula, memangnya dia anggap apa aku ini? Aku sudah punya suami, jadi mengapa aku harus menjadi pasangan dansanya?”
Alina mengibaskan tangannya dan berkata, “Nara, Dion adalah penerus keluarga Regatta. Dia sudah terbiasa di hormati jadi ucapannya pasti agak tegas dan memerintah.”
“Tetapi bukankah ini adalah wujud dari seorang pria yang berkuasa?”
“Apakah kau hanya menyukai tipe pria seperti Reva yang lemah dan tak berguna itu?”
Nara langsung marah, “Ma, memangnya kenapa dengan Reva?”
“Dia memiliki sifat yang baik dan tidak perhitungan dengan orang lain.”
Hana langsung mencibir: “Dia hanyalah seorang bajingan, sifat apanya yang baik?”
“Dia bukannya tidak perhitungan dengan orang lain tetapi dia tidak mampu.”
“Dan hari ini dia malah berani – beraninya menghajar orang – orang Dion. Ini sama saja dengan menghina keluarga Dion!”
“Huhh, jika dia berani melakukan hal seperti itu lagi, keluarga Regatta pasti tidak akan melepaskannya!”
Air muka Nara tampak sedikit berubah. Kejadian hari ini memang agak terlalu rusuh. Dia benar – benar khawatir tentang apa yang akan terjadi kepada Reva.
Saat melihat ekspresi Nara itu Axel langsung terpikir untuk berkata, “Nara, tujuan kita mengundang tuan muda Regatta mala mini adalah untuk menyampaikan permintaan maaf kita kepadanya secara khusus.”
“Karena masalah di perusahaan yang tidak menyenangkan hari ini, aku khawatir akan membuat keluarga Regatta marah dan keluarga kita pasti akan celaka.”
“Nara, jika kau tidak ingin melihat mayat Reva di buang di atas jalan, lebih baik kau ucapkan beberapa kata manis kepada tuan muda Regatta agar dia mau mengampuni Reva!”
Nara tampak ragu – ragu.
Dia benar – benar khawatir tentang apa yang akan terjadi pada Reva.
Jika hanya dengan meminta maaf kepada Dion dapat menyelesaikan masalah ini, Nara tidak merasa keberatan untuk menundukkan kepalanya.
Tetapi pertanyaannya adalah apakah Dion akan melepaskan mereka begitu saja?
Setelah berpikir sebentar lalu Nara berkata, “Pa, Ma, bagaimana kalau aku menelepon Reva dulu?”
Axel langsung berkata, “Tidak boleh!”
“Kau sudah gila yah?”
“Jika Reva mengetahui tentang ini, dia pasti akan datang dan membuat rusuh.”
“Pada saat itu, aku rasa tuan muda Regatta pasti akan membunuhnya di sini. Apakah kau ingin
melihat Reva mati di sini?”
Next Chapter