Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 195
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 195
Bab 195
Serigala!!
Tracy langsung ketakutan, bulu kuduknya berdiri tegak, kedua kakinya tidak berhenti gemetaran...
la mundur dengan perlahan–lahan, ingin berlari meninggalkan tempat ini.
Tetapi, serigala itu semakin mempercepat langkahnya. Ia memincingkan mata memancarkan aura pembunuh dingin.
“Tidak, jangan makan aku....” Content © NôvelDrama.Org.
Tracy mengerang dengan suara rendah. Mundur beberapa langkah, lalu berbalik dan berlari.
Di belakangnya tidak ada suara apa pun. Tracy menoleh kebelakang melihat sekilas, serigala itu berdiri di sana sebentar, lalu mengikuti Tracy secara perlahan–lahan....
Jelas sekali, serigala itu meremehkan mangsa di hadapannya.
Seperti kucing mengejar tikus. Ia menunggu Tracy kelelahan, baru langsung menerjang menyantapnya.
Tracy berlari mati–matian sambil berusaha menggeser layar ponselnya. Ia ingin menelepon meminta pertolongan, tetapi layar ponselnya sama sekali tidak bergerak.
Ia menangis ketakutan, lalu berteriak panik, “Tolong, tolong...”
Sayangnya tidak ada orang meresponnya.
Tempat terang benderang yang tak jauh di depannya adalah vila Daniel. Hanya dengan masuk ke sana baru aman.
Sekarang ia sangat menyesal, sangat sangat menyesal....
Kenapa harus marah dengan Daniel?
Kenapa harus lari keluar sendirian di tengah malam?
Memangnya harga diri bisa mengenyangkan perut?
Memangnya martabat bisa mengenyangkan perut?
Bodo amat dengan surat perjanjian itu. Tanda tangan ya tanda tangan. Selama dapat menjamin hidupnya, ia bersedia melakukan apa saja.
la masih memiliki tiga anak, bibi Juni dan Roxy, serta uang 200 juta yang belum dihabiskan...
la tidak boleh mati!
“Auh” Serigala itu kehilangan kesabaran, ia mulai berlari.
Tracy ketakutan, ia mati–matian berlari.
lelas–jelas vila Daniel berada di depan matanya, tetapi seberapa kuat ia berusaha berlari. Ia merasa jarak itu masih sangat jauh...
Dan serigala itu terasa semakin dekat.
Tracy mendengar suara angin di belakangnya. Ia dapat merasakan aura pembunuh serigala la ketakutan hingga kedua kakinya lemas. ‘Brak‘ ia terjatuh ke tanah...
Di saat ini, di dalam benaknya hanya ada 1 kata ‘Tamatlah‘!!!
la pasti mati...
Di belakang tubuhnya, serigala itu sedang membuka mulutnya lebar–lebar dan berlari menuju ke arah Tracy
Tracy memejamkan matanya...
Pada saat ini, cahaya perak melesat dari samping dan mengenai leher serigala.
Seri
Serigala itu ambruk di jarak tidak sampai setengah meter dari Tracy. Ia jatuh ke tanah dengan lembut, tubuhnya bergerak lemah, lalu ia melompat ke dalam hutan di sisinya.
“Jangan makan aku, jangan makan aku....
Tracy berbaring di tanah seperti kura–kura, ia menangis putus asa.
Di dalam hutan, sepasang mata sedalam laut menatapnya dengan dingin, tatapannya penuh penghinaan.
Setelah beberapa saat, Tracy kembali sadar. Ia menoleh dengan gemetaran, serigala itu telah hilang...
Ia bergegas berdiri. Dengan kedua kaki yang gemetar berlari menuju vila.
“Auh”
Dari dalam hutan, sebuah siluet bertubuh tinggi dan tegap meletakkan tangan di mulut. Ia telah mempelajari lolongan serigala.
“Ah” Tracy terkesiap. Larinya semakin kencang. Ia berteriak dengan suara gemetar, “Tolong aku, tolong aku...”
Akhirnya ia tiba di gerbang utama vila. Gerbang besi berukir hijau tua tertutup rapat, mengisolasi Tracy di luar.
Ia mengetuk gerbang besi dengan putus asa, berteriak dengan panik, “Buka pintu, buka pintu. Di luar ada serigala..”
Tidak ada yang merespons.
Tak jauh dari sana ada beberapa pengawal. Mereka berdiri seperti patung, sedikit pun tidak bergerak. Pandangan matanya tak berpindah seolah tidak mendengarkan apa pun dan tidak ada respons apa pun.
“Tolong aku, tolong...” Tracy melompat dengan tergesa–gesa, berteriak seolah mau mati, “Aku
Tracy, cepat biarkan aku masuk!!”
Para pengawal itu tetap tidak bereaksi.
“Kalian kenapa? Cepat biarkan aku masuk! “Tracy panik ingin menangis, “Daniel, Daniel, cepat biarkan aku masuk. Di luar ada serigala yang ingin memangsaku!”
“Bukankah kamu sendiri yang ingin pergi?”
Sebuah suara santai terdengar.
Tracy mencari asal muasal suara itu. Ternyata Daniel sedang duduk di kursi kayu samping hamparan bunga. Ia mengenakan baju tidur, satu tangannya memegang cerutu, satu tangannya memegang gelas anggur. Tampangnya sangat santai dan nyaman.