Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 181
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 181
Bab 181
Memikirkan ini, Daniel mengernyitkan kening. Tangannya yang memegang gelas alkohol mulai mengepal erat.
Setelah ragu–ragu sejenak, ia menyesap alkoholnya lalu meletakkan gelas tersebut. Mengenakan jubah mandi dan berjalan ke luar...
Di kamar sebelah, Tracy sedang menutup mulut sambil berbicara dengan suara kecil di telepon...
“Iya, iya. Setelah urusan Mami selesai, Mami segera menjemput kalian.”
“Tenang saja, Mami sangat aman kok. Roxy juga aman. Kalian harus patuhi Nenek. Keamanan yang terpenting.”
“Carlos dan Carles harus jaga baik adikmu, ya. Mami sayang...”
Dua kata terakhir baru diucapkan, pintu kamarnya tiba–tiba terbuka. Sebuah siluet berjalan masuk…
Tracy terkesiap. Kata ‘kalian‘ tenggelam dalam mulutnya. Ia bergegas mengubah pembicaraan, “Sudah dulu ya, cepat istirahat, Bye–bye.”
“Kamu sedang menelepon siapa?”
Daniel perlahan–lahan masuk ke dalam, tubuh tinggi dan tegap tampak suram di bawah remang remang cahaya.
“Aku....” Awalnya Tracy ingin berbohong, tetapi aura Daniel membuatnya gugup. Jadinya ia menjawab jujur, “Bibi Juni!”
“Hm?” Daniel mengangkat alisnya.
“Pelayan lama di rumahku. Sejak kecil ia yang menjagaku...” Tracy menjawab jujur, “Hari ini setelah menerima paket mengerikan, aku merasa rumahku tidak aman. Jadi aku mengirimnya pulang ke desa. Dia baru saja tiba di desa, jadi menelepon mengabariku.”
Selain menyembunyikan masalah anak, sisanya adalah fakta.
Daniel melihat tampangnya tidak seperti berbohong, jadi ia tidak banyak bertanya lagi, “Istirahatlah lebih awal.”
“Selamat malam.” ujar Tracy. This is from NôvelDrama.Org.
Daniel berjalan pelan meninggalkan kamarnya. Begitu tiba di pintu kamar, ia melihat Tracy tidak ada niat menahannya. Daniel tidak senang, ia menoleh melihat Tracy, lalu sengaja bertanya dengan cuek, “Ada yang ingin kamu katakan?”
“Hah?” Tracy tercengang, lalu ia bertanya dengan hati–hati. “Apakah ada makanan? Aku belum makan malam.”
Daniel kehilangan kata–kata.
Wanita ini, jalur pikirannya benar–benar tidak normal.
Setengah jam kemudian...
Pelayan wanita mengantarkan beberapa dimsum artistik memenuhi satu meja makan.
Wie
Tracy menelan air liur. Awalnya ia menahan dirinya, kemudian mulai melahap dimsum dengan cepat.
Daniel duduk menyilang di sofa, ia menatap Tracy dengan dingin, “Siapa yang percaya kalau kamu dulunya seorang putri anak orang kaya dan seorang wanita elegan? Kamu yang sekarang seolah tidak pernah makan.”
“Kamu tidak pernah kelaparan, bagaimana kamu bisa tahu merasakan kelaparan itu sangat menderita? Tracy menatapnya dengan dingin, “Jika tidak pernah kesulitan, maka tidak pernah tahu apa rasanya.”
“Jadi, kamu pernah kelaparan?” Daniel penasaran dengan kehidupannya beberapa tahun ini, “Unta kurus mati lebih berguna daripada kuda. Sekalipun ayahmu bangkrut, ia masih punya banyak aset pribadi yang cukup untuk memenuhi kebutuhanmu.”
“Saat terjadi masalah dengan ayahku. Aku tidak punya apa–apa, hanya pakaian dan perhiasan yang sedang aku pakai, sisanya tidak ada.”
Tracy teringat insiden ayahnya, emosinya mulai menyesak.
“Aku menjual perhiasan itu, makanya dapat bertahan selama beberapa tahun. 2 bulan lalu, uang dari hasil penjualan perhiasan itu telah habis dipakai, makanya aku mulai mencari kerja...”
“Mustahil,” Daniel bingung, “Walaupun perusahaan ayahmu telah bangkrut, tetapi tidak menyita aset pribadi. Rumah, dana, dan mobil atas namanya kurang lebih ada 400 miliar. Kenapa kamu tidak memiliki apa pun dan malah hidup dari menjual perhiasan?
Tracy tercengang mendengar perkataan Daniel. Ia mendongak ke arah Daniel, “Benarkah? Kalau begitu kenapa paman keduaku bilang aset pribadi ayah disita seluruhnya?”
“Siapa paman keduamu?” tanya Daniel.
“Frank.... ayah Alice.” jawab Tracy. Kemudian wajahnya menjadi murung, “Jangan–jangan mereka menelan kekayaan ayahku?”