Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2173



Bab 2173

Bab 2173 Harga Diri

Mendengar ini, Willy sangat terkejut, “Apa yang kamu katakan? Bagaimana bisa begini?”

“Mungkin kastel disegel dengan alasan penyelidikan,” ujar Dewi dengan suara rendah. “Aku tidak tahu kondisi detailnya, ini informasi yang didapatkan Mina.”

“Sepertinya Yang Mulia menyerahkan tugas penyelidikan pada orang–orang tidak berguna itu.” Willy sangat emosional, “Dia jelas tahu mereka ingin mencelakaiku, tapi masih saja membiarkan mereka menyelidikinya….”

“Sekarang bukan waktunya membahas hal ini, kamu harus segera membuat keputusan, haruskah aku menyelamatkanmu?” Dewi melihat jam tangannya, “Aku sudah masuk selama 40 menit lebih. kalau masih ditunda, takutnya akan ketahuan oleh orang lain.”

“Aku tidak bisa keluar ….” Willy segera menenangkan dirinya, “Kalau aku keluar, kondisi mereka akan makin bahaya.”

“Lalu, bagaimana sekarang?”

Dewi melihat sekilas ke jendela, beberapa pengawal berjalan ke arah sini dengan terburu–buru, sepertinya mereka telah menyadari sesuatu, dia segera mendesak, “Cepatlah, mereka sudah datang.”

“Dewi, kamu dan Mina carilah Robin, dia tahu harus melakukan apa,” ujar Willy segera, “Kalau harus memilih salah satu, selamatkanlah mereka lebih dulu!‘

“Baik.” Dewi tidak berbasa–basi lagi, dia segera mengangkat kotak obatnya, lalu keluar lewat jendela …..

Baru saja dia pergi dari sana, beberapa pengawal segera menendang pintu kamar Willy hingga terbuka, lalu mengarahkan pistol ke dalam, mereka pun mulai menggeledah setelah melihat tidak ada orang di sana.

Willy terbaring di ranjang tanpa ekspresi apa pun di wajahnya, juga tidak mengatakan apa pun.

Setelah tidak menemukan orang, pengawal itu mulai memeriksa di sekitar jendela, tapi Dewi sudah pergi jauh, mereka pun pergi dengan kesal karena tidak menemukan petunjuk apa pun.

Sejak datang hingga pergi, tidak ada yang memedulikan keberadaan Willy.

Seperti menganggapnya sudah mati.

Saat ini, Garren juga sudah kembali, dia sangat terkejut begitu mengetahui bahwa dokter yang sebelumnya adalah palsu dan bergegas memeriksa ke dalam kamar. la baru menghela napas lega setelah melihat Willy masih berbaring di atas ranjang dalam keadaan baik–baik saja.

Setelah mengatakan beberapa patah pada Garren, para pengawal itu pun pergi.

Willy berbaring di atas ranjang, dia menatap ke langit–langit dengan tatapan yang dingin dan

suram

Bahkan, pengawal sudah tidak menghargainya sekarang, harga dirinya tidak berarti sama sekali.

Raja tahu orang–orang itu ingin mencelakainya, tapi masih membiarkan mereka menyegel kastelnya dengan alasan menyelidiki kasus racun itu, sama sekali tidak memedulikan hidup dan mati anak buahnya.

Sedangkan dia masih bisa bertahan hidup hanya demi kehormatan dan reputasi raja.

Sebelumnya dia memang terlalu lugu, selalu berpikir raja masih menyayanginya, berpikir asalkan dia cukup berbakat dan bisa diandalkan, maka dia bisa mengalahkan orang–orang itu.

Hingga sekarang dia baru mengerti, sebenarnya raja bersekutu dengan orang–orang itu, kalau ingin raja menghukum mereka demi dia yang merupakan anak tidak diharapkan ini, itu sangat

mustahil….

Namun, meski tidak dihukum, tidak perlu memaksanya ke jalan buntu, ‘kan?

Sama–sama merupakan kerabat kandung, kenapa harus begitu kejam?

Willy tidak mengerti, benar–benar tidak mengerti….

Dewi berhasil kabur dengan lancar dan bertemu dengan Mina. NôvelDrama.Org: owner of this content.

Melihat dia datang sendiri, Mina segera bertanya, “Apa yang terjadi? Mana Pangeran?”

“Willy tidak ikut, dia menyuruh kita mencari Robin,” ujar Dewi, “Masuk mobil dulu, para pengawal itu sudah menyadarinya dan sedang mencariku sekarang.”

“Kenapa Pangeran tidak ikut? Kita datang untuk menyelamatkannya.” Mina bertanya dengan panik.

Dewi tidak menjawab dan hanya mendorongnya masuk ke mobil Handy.

Dewi baru menjawab setelah mobil itu melaju, “Orang yang ada di kastel akan mati kalau kita menyelamatkan Willy sekarang. Selain itu, meski bisa membawanya keluar dari rumah sakit, juga akan sangat sulit meninggalkan Denmark.”

“Meski begitu, tetap saja tidak bisa membiarkannya menunggu mati di rumah sakit.” Mina panik, “Anda seharusnya menyelamatkannya dulu, hal lainnya nanti baru kita pikirkan lagi.”

“Apa kamu tidak mendengar perkataanku dengan jelas?” Dewi mengernyitkan alisnya, “Kalau kita menyelamatkannya sekarang, Robin dan yang lainnya yang ada di kastel akan mati! Kalau orang- orang itu mati karena dia, apa Willy masih bisa bertahan hidup?”

“Aku ….” Mina tidak bisa menjawab


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.