Bab 2136
Bab 2136
Bab 2136 Gen Si Kembar Tiga Belongs to (N)ôvel/Drama.Org.
“Ini….” Sammy langsung menarik Jasper, lalu berbisik, “Kapan dia kembali?”
“Pagi hari ini,” jawab Jasper seraya tersenyum, “Tuan sendiri yang menjemputnya di bandara.”
“Eh …” Sammy langsung tercengang. “Bukannya mereka sudah putus? Lorenzo bahkan membiarkan gosip Keluarga Henderson, lalu di sisi Raja sini juga….”
“Ini semua masalah pribadi Tuan, aku tidak tahu.” Jasper tersenyum. “Tuan Sammy, aku antar
turun.”
“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Sammy dengan panik. “Jangan–jangan Lorenzo mau menikahi wanita itu? Dia selalu menolak Presiden karena wanita itu?”
“Mungkin saja,” jawab Jasper dengan santai.
“Tidak mungkin, ‘kan?” Sammy sampai tercengang. “Kenapa Lorenzo begitu keras kepala? Memangnya wanita ini punya apa? Apa yang Lorenzo suka dari dia …..
“Hush…” Jasper langsung memotong ucapan Sammy dan mengingatkannya, “Tuan menganggap Nona Dewi sebagai harta berharganya. Kalau Tuan mendengar perkataanmu, dia pasti akan marah.”
“Ini … Ah….”
Sammy sangat marah, tapi dia tak berdaya dan hanya bisa pergi.
“Hati–hati di jalan, Tuan Sammy.”
Jasper melihat bayangan punggungnya dan ingin tertawa. Orang ini terlalu berusaha keras demi mengukuhkan posisinya…..
Perlu tahu, Tuan Lorenzo bukanlah putranya. Meskipun iya, dia tidak punya hak untuk mengaturnya.
Sifat Tuan memang angkuh. Apa yang sudah diputuskannya, dia tidak akan membiarkan orang lain ikut campur. Seperti masalah menikahi Dewi, bahkan siapa pun tidak bisa menghalanginya.
Apalagi Sammy.
Tok, tok!
Dewi mengetuk pintu, lalu masuk ke dalam ruang kerja Lorenzo.
“Sudah selesai makan malam?”
Lorenzo tahu Dewi yang datang tanpa mendongak.
“Kenapa kamu tahu aku yang datang?”
Dewi berjalan sampai di samping meja kerja, lalu duduk di sofa seberang Lorenzo. Kedua kakinya dinaikkan ke atas kursi, seperti anak kecil yang sedang berputar–putar.
“Selain kamu, siapa yang berani masuk tanpa izinku?” Lorenzo mendongak dan menatapnya, dia tersenyum tanpa sadar, “Sepertinya nanti aku harus membangun taman bermain di rumah!”
“Oke! Tempatmu sangat luas, pasti bisa bangun taman bermain.”
Dewi tersenyum bahagia, seperti anak kecil yang tidak pernah mengalami kesusahan.
Entah mengapa, jika di depannya, tingkah Dewi secara tidak sadar akan seperti itu….
“Kalau begitu, kamu harus memberiku banyak anak, lalu mereka akan menemanimu bermain.”
Lorenzo bersandar di kursi, lalu menatapnya dengan lembut.
“Ini….” Dewi teringat kondisi tubuhnya. Matanya berkilat, lalu tersenyum sambil berkata, “Lihat takdir saja!”
“Melahirkan anak kenapa harus lihat takdir?” Lorenzo memutar matanya, “Keluarga Moore punya gen kembar tiga. Asalkan kamu hamil, pasti bisa punya banyak anak!”
“Gen kembar tiga?” Dewi berhenti memutar kursi yang didudukinya dan melompat ke meja. Dia bertanya dengan penasaran, “Kenapa kamu tak punya saudara kembar?”
“Ada. Mereka semua sudah mati,” jawab Lorenzo dengan nada datar, “Ibuku melahirkan anak kembar tiga, tapi hanya aku yang selamat. Dua lainnya terbunuh saat mereka lahir.”
“Eh….”
Hati dewi langsung bergemuruh. Dia sama sekali tidak menyangka Lorenzo akan mengalami hal seperti ini.
“Bibiku dan ayahku, serta almarhum pamanku juga kembar tiga. Hanya saja, mereka tidak hidup
lama….”
Berbicara hal ini, Lorenzo seperti sedang mengejek, “Ada gosip bahwa orang Keluarga Moore semuanya berumur pendek, tapi sebenarnya bisa seperti itu karena perseteruan keluarga.”
“Tapi, sekarang sudah tidak masalah. Aku sudah membunuh mereka semua. Hanya aku yang berhak memutuskan di Keluarga Moore ini!”
Saat melontarkan perkataan ini, nada ucapan Lorenzo sangat santai. Seolah–olah sedang mengungkapkan masalah sepele…..