Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2100



Bab 2100

Bab 2100 Sengaja Memprovokasi

Malam itu, Dewi berbaring di atas ranjang, bolak balik ganti postur tidur, tapi ia tetap tidak bisa tidur….

la sama sekali tidak mengerti kenapa Lorenzo tiba–tiba ingin putus dengannya.

Dulu ia yang selalu berbuat sesukanya, Lorenzo selalu bersikap toleransi dengannya. Kenapa sekarang tidak bisa?

Apa hatinya sudah berubah?

Atau Lorenzo salah paham terhadap dirinya dan Willy?

Hati Dewi sangat gelisah, ia ingin bertanya pada Lorenzo dengan jelas, tapi sekarang sama sekali tidak bisa menghubunginya. Ia mengirimnya pesan, “Bajingan, jelaskan padaku apa kesalahanku. Kenapa mau putus….”

Setelah selesai mengetik, ia merasa anch, lalu segera menghapus isi pesan dan diganti dengan, “Putus ya putus, memangnya kenapa? Semoga kamu bahagia!!”

la mengirim pesan setelah mengetiknya, tetapi satu detik kemudian, ia merasa menyesal. Têxt © NôvelDrama.Org.

la buru–buru menekan layar ingin menarik kembali pesannya, tapi SMS tak punya fitur itu.

la memegang keningnya, benar–benar benci dengan dirinya yang keras kepala.

Tapi sudah tak dapat diubah lagi. Sekarang tak ada gunanya bicara lagi

Hati Dewi sangat gelisah dan kebingungan. Jika Bibi Lauren masih ada di sini, ia masih bisa berdiskusi dengannya, tapi sekarang tak ada yang bisa diajak berdiskusi.

la yang tak memiliki pengalaman dalam hal ini benar–benar kacau.

Di saat ini, tiba–tiba sebuah telepon masuk. Dewi mengira Lorenzo yang meneleponnya, ia buru- buru menjawab, “Halo!”

“Nona Dewi, ini aku, Mina.”

“Oh, kamu, ya,” Dewi agak kecewa.

“Aku dengar Nona di Denmark. Kebetulan sekali aku juga kemari hari ini. Kalau Nona memerlukan bantuanku, segera bilang padaku.”

“Iya, terima kasih….” Dewi menjawab secara spontan.

“Nona kenapa? Tampaknya sedang tak senang?” Mina bertanya dengan perhatian, “Apa aku mengganggumu?”

“Bukan ….” Hati Dewi sangat gelisah, ia tak bisa menahan diri bertanya, “Mina, aku tanya kamu, ya.”

“Silakan.” kata Mina.

“Kalau seorang pria tiba–tiba ingin putus dengan pacarnya. Apakah alasannya?” tanya Dewi.

“Apakah keduanya bertengkar atau ada kesalahpahaman?”

“Ada sedikit pertengkaran, tapi bukan masalah besar, juga ada sedikit kesalahpahaman. Tapi, pria ini tak bersedia mendengarkan penjelasan si wanita, juga tak bisa dihubungi. Langsung minta putus…. sekarang wanita itu benar–benar bingung.”

“Kalau tiba–tiba minta putus, mungkin pria itu sudah punya pilihan lain.”

“Apa?” Dewi panik ketika mendengarnya, “Kamu bilang, pria itu sudah punya wanita lain?”

“Kalau kedua orang itu tak punya konflik, maka kemungkinan alasannya ini.” Mina berkata, “Kalau tidak, kenapa tiba–tiba ia minta putus?”

Ketika mendengar ucapan ini, Dewi teringat Juliana lagi. Memikirkan hubungan ambigu Lorenzo dan Juliana, Lorenzo juga tak pernah menjelaskan padanya….

Tiba–tiba, ia emosi dan merasa dirinya ditipu.

“Tapi ini hanyalah asumsiku. Entah bagaimana detailnya, hanya orang itu yang tahu.” Mina berkata dengan lembut, “Nona Dewi, kenapa tiba–tiba menanyakan hal ini? Orang yang Nona bicarakan apa dirimu sendiri….”

“Bukan, aku nonton sebuah drama….” Dewi lekas mengalihkan topik, “Sudah malam, Mina, tidurlah.”

“Baiklah, selamat malam.”

Setelah menutup telepon, hati Dewi masih terbakar. Ia ingin sekali mencari Lorenzo dan bertanya dengan jelas….

Tapi, harga diri tak mengizinkannya mencari pria itu duluan.

Sebelumnya ia telah mengirim pesan dulu, pria itu yang tak membalas.

Mungkin Lorenzo sudah mengabaikannya, memanfaatkan momen ini untuk berpisah dan bersama dengan Juliana.

Semakin dipikirkan, Dewi semakin marah. Ia ingin sekali terbang ke Kota Snowy mencengkeram Lorenzo, bertanya padanya, lalu mencabik–cabik tubuhnya.

Tapi, sekarang ia tak bisa pergi…..

Tunggu.

Tiba–tiba Dewi teringat satu hal. Apa Lorenzo sengaja memprovokasinya agar ia kembali ke kota Snowy mencarinya?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.