Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2086



Bab 2086

Bab 2086 Interogasi

“Baik, Nona Dewi.” Robin lekas melaksanakan. C0pyright © 2024 Nôv)(elDrama.Org.

“Sekarang aku ingin memeriksa saklar air utama. Saklar air di kamarmu dan juga ruang penyimpanan.” Dewi mengambil tas ranselnya.

“Aku ikut denganmu.”

Pangeran Willy memberi instruksi tangan, para pengawal mendorong kursi rodanya dan menemani Dewi pergi memeriksa bersama….

“Dewi, kamu curiga ada orang yang menaruh racun dalam sumber air?” tanya Pangeran Willy.

“Seharusnya kamu sudah tahu sejak awal kamu diracuni dan sudah melakukan pemeriksaan secara diam–diam, ‘kan?” prediksi Dewi.

“Kamu sungguh cerdas.” Pangeran Willy menghela napas.

“Karena kamu sudah memeriksa, berarti tidak ditemukan masalah di bagian dapur. Kalau begitu, masalahnya ada di tempat tak terlihat.” Dewi mulai berspekulasi, “Selain sumber air dan ruang penyimpanan, aku tidak terpikir tempat lain.”

“Sebenarnya aku juga berpikir sumber air.” Pangeran Willy berkata, “Seluruh orang di istana menggunakan sumber air yang sama denganku. Kalau ada masalah dengan air itu, kenapa mereka. baik–baik saja?”

“Bagaimana kamu tahu mereka baik–baik saja?” tanya Dewi balik.

Pangeran Willy tertegun, seluruh pengawal pun gugup.

“Daerah pertengahan alis mereka menggelap, berarti sedikit banyak, mereka juga diracuni. Hanya saja, kondisi tubuhmu itu, ditambah obat yang membuat racun berbentrokan dengan obat. Jadi, reaksimu lebih cepat terlihat.”

Dewi berkata dengan serius, “Terus terang saja, kalau aku baru datang ke sini beberapa bulan lagi, kalian semua mungkin akan jadi mayat hidup, hingga nanti kastel ini jadi kediaman berhantu!”

Ketika mendengar ucapan ini, semua orang ketakutan.

“Mereka sungguh keji.”

Pangeran Willy marah hingga kedua tangannya gemetar. Ia yang biasanya stabil dan tenang, sekarang kehilangan kendali.

“Untung saja, semuanya masih sempat.”

Dewi memeriksa sumber air, ternyata masalahnya dari sana. Jenis racun ini sangat kecil, tak terlihat, tapi pelan–pelan menyerap ke dalam tubuh manusia. Dalam waktu yang lama, orang

itu

dipastikan akan mati.

Sedangkan Pangeran Willy bisa bereaksi begitu cepat, yang pertama, karena ia telah cacat untuk. waktu lama, jadi tubuhnya lemah. Kedua, karena ia selalu mengonsumsi obat Dewi.

Obat dan racun saling bertindihan, jadi reaksinya semakin cepat.

Justru karena reaksinya begitu cepat, makanya dapat mengambil tindakan tepat waktu.

Jika tidak, Pangeran Willy akan sama seperti yang lain. Baru ada reaksi setelah beberapa bulan, hingga saatnya nanti, Tabib legendaris yang terkenal pun tak akan bisa melakukan apa–apa….

Pangeran Willy segera meminta orang untuk mematikan sumber air, lalu menemani Dewi pergi memeriksa ruang penyimpanan. Dewi memeriksa secara teliti, ia menyadari ada sekotak minyak esensial yang belum dibuka.

la lekas meminta orang membukanya, lalu menggunakan jarum untuk memeriksa. Ternyata benar, minyak ini bermasalah.

“Minyak esensial ini digunakan khusus untukku.” Pangeran Willy menjelaskan, “Karena aku sulit tidur, setiap malam harus menggunakan pewangi untuk tidur. Tapi, aku selalu minta teman lamaku yang meraciknya. Seharusnya ia tidak akan mencelakaiku….”

“Aku tidak tahu siapa yang mencelakaimu, tapi minyak esensial ini memang bermasalah.” Dewi sangat yakin, “Aku hanya bertanggungjawab mencari barang beracun, mengenai orangnya, kamu sendiri yang menyelesaikannya.”

“Paham.” Pangeran Willy menganggukkan kepala.

Di saat ini, pengawal datang melapor, seluruh orang sudah berkumpul di pintu utama.

Dewi dan Pangeran Willy lekas ke sana, “Apa ada pelayan baru bekerja di kastil ini?” tanya Dewi.

“Tidak ada, mereka semua pelayan yang ditinggalkan ayah dan ibuku.” Pangeran Willy mendesah, “Hanya para pengawal di sampingku yang baru dipekerjakan dua tahun lalu. Yang lainnya sudah lama bekerja disini. Aku rasa, mereka tak seharusnya mencelakaiku.”

“Aku juga berharap seperti itu, tapi hati manusia sulit ditebak

Dewi tak banyak bicara lagi, ia tiba di pintu utama dengan Pangeran Willy.

Pengawal, tentara, pelayan, pembantu, total sekitar tujuh puluh sampai delapan puluh orang. Semua grang berdiri dengan rapi di depan pintu. Mereka menunggu di interogasi oleh Dewi.

Pengawal dan tentara sering menghadapi hal besar, mereka tampak tenang,

Pelayan dan pembantu semuanya gemetaran, mereka gugup dan ketakutan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.