Bab 324
Bab 324
Ruang Untukmu
Bab 324
“Aku baik-baik saja,” jawab Tasya menganggukan kepalanya. Yang Tasya inginkan sekarang adalah memiliki waktu senggang sendiri.
Melihatnya seperti ini, Felly mau tidak mau merasa kasihan padanya. “Tidak perlu bagimu untuk memaksakan dirimu sendiri.”
“Aku benar-benar baik-baik saja.” Tasya memaksakan dirinya untuk tersenyum.
Sementara itu, semua orang sedang makan di meja. Tiba-tiba ponsel Tasya di atas meja berdering. Elan melihat sekilas dan dia berdiri untuk mengambil ponsel itu.
Ada 2 kala di lavar-Pak Romi.
Kenapa dia menelepon Tasya? Karena Elan kesal melihat nama tersebut, dia tanpa ragu menolak panggilan itu.
Segera terdengar suara pesan masuk. Ketika Elan berhasil membuka kunci ponsel Tasya, dia juga mengambil kesempatan untuk menyimpan wajahnya sebagai kata sandi untuk ponselnya.
Sekarang dia bisa membuka kunci ponselnya, dia langsung disambut oleh pesan dengan kata kata yang penuh dengan kekhawatiran.
“Tasya, aku mendengar dari ayahmu bahwa kamu ada acara makan malam. Apakah kamu minum alkohol? Apakah kamu ingin aku datang menjemputmu?’
Sedikit ketidaksenangan melintas di matanya. Sejak kapan Tasya menjadi begitu dekat dengan Romi?
Pesan lain kemudian masuk lagi. Katakan dimana alamatmu. Aku akan menjadi menjemputmu!”
Wajah Elan kaku saat dia menatap layar ponsel dan akhirnya dia meletakkan ponsel itu di atas meja.
Alanna yang duduk di sampingnya memperhatikan bagaimana ekspresi wajah tampan Elan yang berubah dingin dalam sekejap.
Tidak mungkin Elan membiarkan pria lain mengambil keuntungan dari Tasya yang sudah minum terlalu banyak.
Bahkan jika Tasya membutuhkan seseorang untuk mengantarnya pulang, hanya Elan satu satunya yang diizinkan melakukannya.
“Ada apa, Elan?” Alanna bertanya sambil berpura-pura peduli.
Namun, Elan hanya menjawab dengan santai, “Tidak ada apa-apa.”
Felly menemani Tasya di ruang privasi yang tenang di mana Tasya mulai merasa mabuk saat alkohol perlahan mulai berpengaruh di tubuhnya. Property © NôvelDrama.Org.
“Aku merasa sangat pusing, Felly.” Tasya mengangkat pandangannya yang kabur dan memohon dengan kata-kata yang nyaris tidak masuk akal, “Bisakah kamu mengantarku pulang?”
“Tentu! Ayo pergi! Lagipula aku tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi.”
Karena Tasya tidak ingin kembali ke meja makan, Felly menyuruhnya menunggu di pintu keluar sementara Felly kembali ke meja makan untuk memberi tahu mereka semua. Felly juga mengambil tas Tasya
Setelah Folly kembali ke mcja makan, dia dengan keras mengumumkan, “Tasya mabuk. Aku akan mengantarnya pulang. Silakan nikmati sisa malam kalian.” Tasya kemudian menoleh ke Elan. “Pak
Elan, kita akan pergi sekarang.”
Alih-alih menjawabnya, Elan melihat ke kursi Tasya dengan matanya yang menyipit, dan melihat bahwa botol bir di depannya semuanya kosong. Sial, Elan mengutuk dalam hati. Dia minum 2 botol tanpa aku sadari?
Tasya merasa seperti berada di atas awan saat dia berdiri di dekat lift dan bahkan sulit baginya untuk berdiri. Felly harus menopang Tasya untuk memastikan dia tidak jatuh saat menunggu pintu lift terbuka.
Elan uba-tiba berdiri dengan mendorong kursinya ke belakang. Dia memegang kedua kunci mobilnya dan ponsel Tasya di telapak tangannya saat dia mengumumkan, “Silakan nikmati makanan kalian. Aku akan pergi.”
Mata Alanna memelotot karena tindakannya yang tiba-tiba, dan Alanna mencoba memanggilnya, “Elan-”
Elan keluar dari restoran dan berdiri di depan lift saat itu. Melihat lift masih lama, Elan panik dan dia bergegas turun melalui tangga di samping lift.
Suasana di meja makan langsung berubah setelah itu. Semua orang melirik ke arah Alanna, yang wajahnya tampak muram.
Mereka semua tahu mengapa Elan bergegas pergi.
Tasya mungkin adalah pemenang terakhir.
Alanna adalah satu-satunya yang tahu bahwa Elan sama sekali tidak tertarik padanya meskipun ada rumor yang beredar selama 2 hari ini.
Alanna terlalu percaya diri. Namun, dia tidak mengerti mengapa Elan tidak melakukan apa pun untuk mengendalikan rumor tersebut jika dia masih peduli dengan Tasya. Pada saat itulah sebuah pikiran muncul di benaknya. Apakah dia ingin membuat Tasya cemburu?
Wajah Alanna langsung memucat ketika dia mengetahuinya-dia telah mempermainkan dirinya sendiri selama ini.
Felly menggunakan seluruh kekuatannya untuk membawa Tasya ke tempat parkir yang remang remang. Suara beral seorang pria segera terdengar dari belakang. “Tolong bawa dia ke mobilku, Direktur Felly.”
Felly menoleh ke arah suara itu dan dia melihat Elan berjalan ke arah mereka dengan membawa kunci mobil di tangannya. Elan kemudian membuka kunci mobilnya sebelum dia membuka pintu di kursi belakang mobilnya.
Tasya sedang merasa terombang-ambing antara seperti mimpi dan kenyataan ketika sebuah lengan yang kuat membawanya ke kursi belakang mobilnya yang lebar.
Next Chapter