Ruang Untukmu

Bab 187



Bab 187

Bab 187

“Jodi, ke mana mamamu pergi?”

“Mama punya urusan lain.” Content property of NôvelDra/ma.Org.

Akhirnya Nando menyimpulkan sendiri bahwa Tasya harus bekerja lembur malam ini, jadi dia membawa Jodi ke kantor, lalu Elan mengantarkan Jodi kepadanya. Nando yakin bahwa

dugaannya ini pasti benar.

Sementara itu, Tasya kini sedang berada di dalam taksi dan dalam perjalanan menuju hotel tempat acara perusahaan ayahnya akan diadakan.

Perusahaan ayahnya bukanlah perusahaan besar, jadi perayaan kali ini hanya diselenggarakan di hotel bintang lima biasa. Para peserta acara tidak diharuskan melalui repotnya proses registrasi sebelum memasuki tempat acara diadakan. Tasya melihat tanda di lobi yang menyatakan, ‘Peserta perjamuan Perusahaan konstruksi Merian, silakan naik ke lantai tiga.

Begitu Tasya tiba di lantai tiga, dia mengikuti tanda dan tiba di aula yang dihiasi dengan banyak meja dan kursi. Dia melihat ayahnya berdiri di antara beberapa pria tua, dan ayahnya itu tampak begitu berseri–seri. Dia juga tampak bersemangat saat mengangkat gelasnya dan mengobrol dengan orang– orang di sekitarnya..

“Ayah!” Tasya berjalan ke arahnya dan menyapanya.

“Oh! Ini dia putri sulungku. Tasya.” Setelah melihat Tasya, Frans langsung memperkenalkannya kepada teman–temannya yang berdiri di sekitarnya.

Salah satu dari mereka langsung memuji, “Pak Frans, kamu sangat beruntung memiliki putri yang cantik!”

“Dia tidak hanya cantik, tapi kudengar dia juga sangat cerdas,” pria lain ikut memuji.

Tasya merasa malu setelah mendengar itu. Sepertinya ayahnya sering menceritakan tentang dirinya di depan teman–temannya. Meski begitu, dia senang bisa membuat ayahnya bangga.

“Selamat malam.” Tasya tersenyum dan menyapa mereka.

Sementara itu, Frans sedang mengamati aula, sepertinya mencari seseorang. Saat itu, seorang pria muda yang tampak gagah dengan setelan jas memasuki aula, dan Frans segera memanggilnya, “Romi, ke sini.”

Pria itu, Romi Wijaya, berusia sekitar 28 atau 29 tahun, yang pasti dia masih di bawah usia tiga puluhan. Saat ini, dia memancarkan aura khas seorang pria muda. Setelah mendengar panggilan bosnya, dia dengan cepat melangkah. Begitu dia melihat Tasya yang juga berbalik menghadapnya, Romi langsung jatuh hati padanya.

Sementara itu, mata indah Tasya kini sedang mengamati pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Pria ini pasti karyawan Ayah!

“Tasya, Ayah ingin memperkenalkanmu dengannya. Ini Romi Wijaya, Manajer Keuangan yang baru saja dipromosikan di perusahaan kami. Dia muda dan cerdas, dan dia juga lulusan dari

universitas terkenal,” puji Frans dengan tatapan bangga.

Tasya menyambutnya dengan senyuman. “Senang bertemu dengan Anda, Romi Wijaya.”

Romi mengacak–acak rambutnya malu. “Anda pasti Nona Tasya Merian! Senang akhirnya bisa bertemu langsung dengan Anda. Pak Frans sering sekali menceritakan tentang Anda.”

1en0

“Romi, ini putri sulungku, Tasya. Aku selalu ingin mengenalkan kalian berdua. Demi aku, tolong jaga dia baik–baik malam ini,” ujar Frans. Terlihat dari tatapannya bahwa dia punya rencana lain.

Romi terkejut sekaligus senang. Namun di saat yang sama, dia juga tampak sedikit bingung karena dia takut akan menyinggung atau mengecewakan Tasya.

“Nona Tasya, apa Anda ingin minum sesuatu?”

Sebaliknya, Tasya tetap tenang. Dia menemani Romi ke meja dan tersenyum padanya. “Saya bisa ambil sendiri. Anda tidak perlu repot–repot.”

Romi memang secara pribadi dilatih oleh Frans untuk menjadi tangan kanannya. Terakhir kali, Frans bahkan menyerahkan wewenang atas departemen yang paling penting pada Romi, yaitu Departemen Keuangan. Malam itu. Frans berniat menjodohkan Romi dengan putri sulungnya,

Tasya. Karena ketika Tasya akan mengambil alih perusahaan nantinya, akan lebih mudah l dengan Romi di sisinya sebagai suaminya.

11

Frans telah jatuh bangun untuk mempertahankan bisnis besarnya meskipun dia tidak memiliki anak laki–laki. Karenanya, cara terbaik adalah menjadikan Romi sebagai menantunya.

“Nona Tasya, saya sering mendengar tentang Anda dari Pak Frans. Beliau bilang bahwa Anda adalah seorang desainer perhiasan di sebuah studio perhiasan. Wah. Anda benar–benar wanita muda yang sangat berbakat.” Romi tampak malu, tetapi dia juga sangat ingin menampilkan citra terbaik dirinya di hadapan wanita yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Saya hanya seorang desainer. Justru Anda yang luar biasa!” Tasya juga ikut memujinya. Karena pria ini adalah karyawan ayahnya yang berharga, otomatis Tasya juga memperlakukannya dengan sopan.

“Anda terlalu memuji, Nona Tasya. Pak Frans menganggap saya cukup kompeten, jadi beliau memberikan posisi itu pada saya,” jawab Romi dengan rendah hati.

Tasya kemudian berbalik untuk mengamati tamu–tamu lain, sementara Romi terus menatapnya lekat– lekat. Setiap gerakan wanita itu scolah mencuri hatinya. Tampaknya dia benar–benar jatuh cinta pada Tasya pada pandangan pertama.

Previous Chapter

Next Chapter


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.