Menantu Dewa Obat

Chapter 141



Chapter 141

Bab 141

Gadis yang dimarahi itu merasa tidak puas dan bertanya kembali: “Dari… darimana kau tahu kalau dia a dalah Jordan?” This content is © NôvelDrama.Org.

“Memangnya kau pernah bertemu dengan Jordan?”

“Bagaimana jika dia adalah Jordan yang palsu?”

Pria itu berkata dengan marah, “Tentu saja aku pernah bertemu dengannya!”

“Beberapa tahun yang lalu saat aku melakukan bisnis di bidang industri medis kebetulan aku mempunyai kesempatan untuk bertemu dengannya sekali.”

“Selain itu, orang– orang yang bisa naik ke lantai atas untuk makan setidaknya telah memiliki kartu member platinum.”

“Atas dasar apa kau mengatakan bahwa dia itu palsu?”

“Beberapa orang yang bersamanya tadi, semuanya adalah orang terkenal dan terpandang dalam industr i medis di kota Carson.”

“Misalkan Jordan ini adalah Jordan palsu lalu apakah orang – orang yang bersamanya tadi bisa palsu?”

Orang – orang di dalam restoran pun mengangguk – angguk karena kebanyakan dari mereka tidak mengenal Jordan.

Tetapi setidaknya mereka masih dapat mengenali orang–orang terkenal dan terpandang di kota Carson.

Orang – orang terpandang itu begitu menghormati Jordan. Apakah mungkin dia adalah Jordan yang palsu?

Mendengarkan ucapan mereka itu membuat raut wajah Apple menjadi sangat jelek.

Tadinya dia mengira Nara sedang membual tetapi tak disangka ternyata ucapan Nara itu ternyata benar semua.

“Nara, perusahaanmu mempunyai banyak bisnis.”

“Pantas saja kau tidak memerlukan bisnis dari Shim Group.” Ujar Apple dengan marah.

Nara tersenyum: “Bagaimanapun juga aku tetap harus berterima kasih kepadamu!” Raut wajah Apple ta mpak sedikit melunak lalu dia melirik Reva dan berkata: “Heh,

Reva, aku kira kau memang memiliki sifat yang baik tapi ternyata kau hanya memiliki kepercayaan diri s aja!”

“Tetapi aku akan memberitahumu lagi.”

“Kau itu hanya menantu sampah. Tak peduli seberapa kayanya keluarga Shu tetapi semua itu tak ada hu bungannya denganmu!”

“Tidak apa – apa jika kau menggantungkan hidup pada istrimu tetapi jadi orang itu tetap harus punya kesadaran diri, mengerti?”

Reva langsung mencemberutkan wajahnya. Jika dia tidak memikirkan Nara yang nantinya akan terjepit d i tengah – tengah dan menjadi serba salah, mungkin dia sudah melemparkan segelas anggur ke wajah wanita ini sedari tadi.

Apakah wanita ini merasa bahwa dengan mendapatkan pacar asing maka dia sudah menjadi sangat luar biasa?

Dengan berbual dan omong besar disana – sini lalu mengira dirinya sudah begitu kaya dan berkuasakah?

Setelah mengobrol sebentar tiba – tiba Apple mendapatkan kesempatan untuk merubah topik pembicaraan. Dia membahas tentang perum ahan.

“Oh ya,ngomong – ngomong.”

“Shim Group memberikan Peter sebuah apartemen besar dengan luasnya yang sebesar 200 meter pers egi lebih. Apartemen itu terletak di Lavender Garden.

“Nara, bukankah dulu kau paling suka dengan rumah di Lavender Garden?”

“Kapan hari kalau kau ada waktu aku akan mengajakmu kesana untuk jalan – jalan.”

“Lingkungan di dalamnya sangat indah. Ini adalah rumah terindah yang pernah aku lihat dalam seumur h idupku. Kau juga pasti akan menyukainya!”

Nara tersenyum sedikit dengan terpaksa.

Sebelumnya dia pernah membaca brosur Lavender Garden. Nara sangat menyukai rumah itu dan bermim

Meskipun dia sekarang ada direktur farmasi Shu tetapi kekayaan bersihnya hanya ratusan juta dolar.

Semua uangnya telah dikucurkan ke dalam perusahaan dan sebenarnya dia tidak punya banyak uang tunai lagi.

Tidak mungkin baginya untuk dapat membeli rumah besar seperti itu.

Apple semakin merasa puas saat melihat ekspresi Nara itu.

Dia melirik Reva sekilas dan mencibir, “Oh yah,”

“Kalau kau mau bertandang ke rumahku jangan bawa sampah tak berguna yang hanya bisa menggantun

“Orang–orang yang tinggal di Lavender Garden itu semuanya adalah orang – orang terpandang dan terkenal di kota Carson.”

“Jika kau membawa sampah tak berguna itu kesana nantinya hanya akan mengotori tempat mewah itu sa

Nara tampak sedikit mengernyit. Dia merasa kesal melihat Apple yang menghina Reva seperti ini.

“Terima kasih.”

“Tetapi tempat mewah seperti itu juga bukanlah suatu tempat yang bisa dikunjungi oleh orang biasa sepe

“Kami tidak akan mengganggu kalian!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.