Bab 870
Bab 870
Senyuman Alex menghilang. “Apa Tuan Harvey takut dia bakal balas dendam pada Tuan?”
“Dia sudah tahu identitasku melalui Selena. Menurutmu, apa dia akan menahan diri setelah aku
menghancurkan kapalnya? Dia juga akan menyerang kelemahanku.”
“Kelemahan Tuan Harvey adalah nyonya, jadi dia akan menyerang nyonya.”
Harvey menatap tajam. “Waktu itu aku menikahinya secara diam–diam karena takut saat identitasku
terbongkar, itu akan menyebabkan masalah baginya. Tapi pada akhirnya, meski aku berusaha untuk menjaga rahasia itu, Selena tetap ketahuan, dan akhirnya menjadi target orang lain. Selain musuhnya sendiri, identitasku akan menjadi ancaman terbesarnya.”
“Jadi apa yang harus kita lakukan, Tuan Harvey?”
Harvey berdiri di tepi tebing dengan kedua tangannya di belakang. Dia mendengarkan suara ombak yang menghantam batu karang dengan keras.
Matanya dingin dan tegas. “Selena bisa menjadi kelemahanku karena aku terlalu lemah sehingga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengancamku melaluinya. Yang harus kulakukan
adalah terus naik ke atas dan menghilangkan semua rintangan, jadi nggak akan ada orang yang
melukainya lagi.”
Semua orang sedang merayakan dengan gembira di kejauhan. Mereka membawa pulang uang tunai
senilai triliunan rupiah. Saat membayangkan kegembiraan yang meluap–luap dari triliunan rupiah itu,
pulau itu seakan–akan diterjang oleh hujan uang kertas.
Sebuah sosok tubuh yang tinggi dan ramping berjalan mendekat. Chandra dan Alex mengangguk
kepadanya sebagai salam, lalu pergi dengan sopan.
Harvey berbalik dan melihat wajah Yosef yang tenang dan berkelas.
“Kamu benar–benar mau memberiku triliunan rupiah itu?” Wajah Yosef tidak terlihat anggun dan lembut
seperti yang biasanya dia tunjukkan di depan orang lain.
Kancing kerah terbuka dua sehingga membuatnya terlihat lebih bebas dan liar.
“Di antara sahabat nggak perlu membahas uang kecil kayak gitu. Kalau aku nggak meneleponmu, kamu
nggak akan mengirim anak buahmu ke sana. Kali ini aku benar–benar nggak punya pilihan lain. Apa nggak masalah kalau orang–orangmu terungkap?”
“Masalah apaan? Kamu ‘kan tahu kebiasaanku. Aku selalu pindah tempat setelah melakukan sesuatu.
Bisnis kecil–kecilan kami nggak seperti bisnismu yang besar dan kuat. Sudah lama nggak mengunjungi
tempatmu, apa kamu berencana untuk menguasai seluruh umat manusia? Kak Lukas bilang kamu
berhasil mengembangkan beberapa hal besar tahun lalu.”
Dia pernah mengunjungi pangkalan militer Harvey beberapa kali dan pangkalannya itu makin luar biasa
setiap kali dia mengunjunginya.
Lebih tepatnya, menurutnya itu adalah sebuah negara.
“Itu cuma untuk melindungi diri sendiri.”
“Itu karena kamu bisa menghasilkan uang. Kalau nggak, gimana kamu bisa menghidupi orang sebanyak
itu?”
Harvey mengusap dahinya. Wajahnya terlihat agak lelah. “Jangan bahas itu lagi. Gimana dengan orang
di rumahmu? Jangan ikuti jejakku yang dulu.”
Ekspresi Yosef agak berubah. “Jangan khawatir, aku ini sangat lembut. Dalam hal memperlakukan
wanita, aku selalu … ”
Sebelum selesai bicara, ponselnya berdering.
“Ya.”
“Gawat, Pak Yosef! Nona Olga ingin bunuh diri.”
“Hentikan dia! Aku akan segera kembali.”
Situasi yang buruk datang dengan cepat seperti tornado. Yosef berdeham dan berkata. “Aku ada urusan, jadi aku harus pulang duluan. Hubungi aku kalau ada masalah.”
Harvey menatap punggungnya yang pergi dengan terburu–buru dan mengingatkannya, “Sifat Olga itu keras. Sebaiknya kamu berhati–hati dan jangan menyesal setelah menjadi sepertiku.” NôvelDrama.Org content.
“Aku tahu.”
Dunia kembali tenang, hanya tersisa suara alam.
Harvey berbaring di atas rumput, menatap bintang–bintang di langit sambil berbisik, “Selena …
H
Kalau bisa kembali, dia pasti tidak akan memilih untuk memperlakukannya dengan cara seperti itu.
Orang–orang seperti mereka punya kekuasaan dan pengaruh. Mereka bisa mendapatkan apa yang
mereka inginkan. Namun, pada akhirnya mereka tidak bisa mempertahankan cinta mereka. Ini benar-
benar konyol.
Hidup memang begitu. Bahkan mereka yang dianggap sebagai bangsawan oleh langit pun tidak selalu
bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.