Bab 710
Bab 710
Naufan mengerutkan keningnya. Saat itu, dia sibuk setiap harinya, tetapi Jesika malah terus–terusan
meminta uang kepadanya.
Wanita itu membuat berbagai alasan mulai dari ayahnya sakit parah atau ibunya mengalami serangan
jantung dan bahkan adiknya mengalami masalah.
Jesika juga mengatakan ayahnya sedang dirawat ruang ICU, jadi dia membutuhkan banyak uang untuk
biaya pengobatannya.
Nautan pun memberinya uang miliaran, tetapi tidak lama kemudian, wanita itu kembali mencari alasan
lainnya.
Dalam hati Naufan, dia selalu menganggap Jesika sebagai wanita polos, sederhana dan bukan tipe
materialistis, jadi dia sama sekali tidak mencurigainya.
Lagi pula, mereka sudah menjadi suami istri, jadi uangnya juga termasuk milik istrinya.
Hanya saja. Naufan juga tidak memiliki banyak uang saat itu. Untuk membuka perusahaan, modal Nôvel(D)ra/ma.Org exclusive © material.
sebanyak 200 miliar tidaklah cukup.
Apalagi, setiap dana proyek masuk, Jesika selalu mencari alasan untuk meminta uang. Naufan memang
sangat kesulitan, tetapi dia tidak pernah mengeluh sama sekali.
Pria itu bahkan berencana untuk menjenguk ayahnya Jesika, tetapi wanita itu menolaknya dengan
alasan Naufan sibuk dengan pekerjaannya, jadi wanita itu akan pulang sendiri untuk menjaganya.
Saat itu, sopir dan asisten pribadi Naufan juga diberhentikan demi menghemat uang. Naufan bekerja
keras setiap harinya. Pernah sekali, setelah bertemu dengan klien, dia kelelahan dan pingsan di jalan.
Sebelum pingsan, matanya samar–samar menangkap bayangan seorang wanita, tetapi setelah sadar,
wanita itu sudah hilang. Sejak hari itu, bisnis yang dia terima makin banyak, bahkan beberapa mitra bisnis membebaskannya dari uang jaminan dan membiarkannya menunda pembayaran bahan selama
setengah tahun.
Barulah dia bisa bertahan melewati masa–masa sulit itu. Ternyata ini semua berkat bantuan Ellia.
Leo kembali melemparkan tumpukan foto. Dalam foto itu, Naufan sedang minum–minum dan bersosialisasi dengan para mitra bisnis. Ellia sedang berjongkok di restoran sambil memijat kaki orang. Sedangkan keluarga Jesika lagi berlibur di luar negeri sambil memperlihatkan senyum cerah yang
sangat kontras.
+15 BONUS
Ternyata orang yang menemaninya melewati kesulitan itu bukanlah Jesika, melainkan Ellia!
“Kamu pikir hanya karena kamu dianggap sebagai anak terlantar di Keluarga Irwin, orang lain harus menyanjungmu? Kamu seharusnya bersyukur karena mereka nggak mempersulitmu. Saat kamu berjuang di luar sana, Ellia diam–diam membantumu belakang, memberimu muka sekaligus berharap
bisnismu lancar. Lantas, apa yang dilakukan wanita yang kamu cintai itu? Dia sudah mempersiapkan rencana kabur. Dia takut kamu sulit untuk bangkit kembali, jadi dia terus meminta uang darimu untuk membeli properti untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Dia juga pergi membawa keluarga pergi berlibur dan membeli barang mewah. Kamu menganggapnya sebagai nyawamu, tapi dia menganggapmu
sebagai orang yang mudah ditipu.”
Suara Leo tidak terlalu keras, tetapi menggelegar hingga membuat kepala Naufan berdengung.
Jesika buru–buru menjelaskan, “Suamiku, bukan seperti itu. Ayah sangat membenciku, jadi foto–foto ini semua rekayasa. Aku nggak mungkin melakukan hal seperti itu.“.,
Naufan menunjuk tanggal di foto itu dan bertanya, “Ini juga rekayasa?”
“Benar. Sekarang teknik pengeditan foto sangat maju. Mereka tinggal menambahkan tanggal saja. Apa kamu nggak percaya padaku? Lagian, kamu juga tahu karakter Ellia seperti apa. Bagaimana mungkin dia melakukan begitu banyak hal di belakangmu tanpa sepengetahuanmu?”
Walaupun Jesika berusaha keras membuktikan dirinya, tetapi ucapannya tidak berdasar. Leo hanya mendengus dingin, “Rekayasa? Aku bisa mendapatkan bukti ini sebanyak yang aku mau.”
Pelayan Wandi juga ikut menimpali, “Benar, Tuan Naufan. Aku bisa menjadi saksi. Apalagi, saat itu Pak Leo masih mengkhawatirkanmu dan beliau memintaku untuk melindungimu secara diam–diam. Jadi, aku tahu persis apa yang Nyonya lakukan dan apa yang Nona Jesika lakukan. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa memberikan negatif film kepadamu. Selain itu, Nona Jesika juga sering melakukan hal -hal serupa. Kalau bukan karena Pak Leo dan Nyonya kasihan kepadamu dan diam–diam membantumu,
kamu sudah lama dihisap habis oleh mereka.”
Naufan tercengang. Ternyata inilah kebenaran yang sebenarnya.